Pekanbaru, Jurnalhukrim.com – Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru tampak ramai dan riuh alunan merdu Marawis. Masing-masing warga binaan yang duduk bersila memegang alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit lembu itu. Ada juga yang memainkan simbal dan salah seorang menjadi vokalis dalam grup marawis itu. Hari ini memang tengah dilakukan latihan Marawis oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Pekanbaru. Kegiatan latihan Marawis dilatih oleh Instruktur professional dan dilaksanakan dua kali dalam seminggu di Aula Sahardjo Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Rabu (18/12/2024).
Marawis adalah salah satu jenis “band tepuk” dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta. Marawis merupakan kesenian bernuansa Islami yang berkembang di Tangerang, Banten. Aslinya, kesenian ini berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh Bangsa Yaman.
Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Erwin Fransiskus Simangunsong, melalui Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik (Kasi Binadik) Yopi Febrianda, menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu pembinaan keagamaan dan kesenian yang ada di Lapas Pekanbaru. Meskipun berada di balik tembok Lapas tidak membuat warga binaan Lapas Pekanbaru terkucil dan tidak bisa mengembangkan kemampuan dalam bermain Mawaris, sebaliknya justru warga binaan memiliki motivasi yang tinggi karena kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat warga binaan Lapas Pekanbaru.
“Latihan ini sebagai wujud kebersamaan dan kekompakan WBP dan kita berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar kegiatan pengisi waktu luang saja, akan tetapi harus dapat dimaknai lebih mendalam lagi. Dimana kata dan syair yang diucapkan dalam melantunkan lagu lagunya punya makna religi yang mendalam tentang kebesaran sang pencipta allah swt,” ucap Yopi.
“Mudah mudahan kegiatan ini menjadikan Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi insan yang bertaqwa dan semakin dekat dengan allah swt dan semoga hal ini dapat menambah Khasanah Islamiyah di Lapas Pekanbaru serta dapat menjadi bekal ketrampilan bermain Marawis bagi Warga Binaan Pemsyarakatan,” tambah Yopi.